Tugas-Tugasku..

Kamis, 15 Maret 2012

Wacana



Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh Dosen Bahasa Indonesia saya. Seluruh proses penyusunan makalah ini tidak terlepas dari pengarahan, bimbingan, dan kepercayaan yang diberikan kepada saya. Oleh karena itu, izinkan saya mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Ibu Dra. Sehati Kaban selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia saya.
2.      Orang tua dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan dukungan.
3.      Seluruh mahasiswa PGSD angkatan 2010.
Saya menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih ada kekurangan-kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak, terima kasih.





Jakarta, Desember 2010
                                                                                                                                   
Penulis



Wacana 1
Bergairah Memasuki Tahun 2011
Masayarakat antusias berpesta untuk memasuki tahun 2011 dengan tertib. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini masyarakat merayakan malam pergantian tahun dengan aman. Meskipun begitu, kemacetan yang terjadi di mana-mana terutama di pusat keramaian kota seperti Monas, Ancol dan Bundaran Hotel Indonesia(HI) tidak terelakan karena masyarakat seolah tak mau ketinggalan momentum itu. Kemeriahan memuncak ketika waktu menunjukan pukul 00.00 langit terang benderang ketika pesta kembang api dimulai walaupun tepat tengah malam. Senarak Tahun Baru juga dimeriahkan dengan suara terompet yang ditiup oleh masyarakat menandakan pergantian tahun tiba.
Kemeriahan malam pergantian tahun tidak hanya terjadi di Jakarta dan sekitarnya, masyarakat Bandung juga merayakan Tahun Baru dengan mengadakan pesta seni. Di Tegal, Jawa Tengah, pergantian tahun diisi dengan acara doa bersama. Di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, masyarakat memadati obyek wisata Bandungan. Selain menikmati hawa dingin, mereka juga menikmati aneka jajanan khas Bandungan.
Seluruh masyarakat di Indonesia bergairah memasuki Tahun 2011, gemerlap warna-warni kembang api bertebaran di langit, suara terompet terdengar bersahutan, doa dan harapan mengiringi kepergian tahun 2010 yang berganti menjadi tahun2011.
Masyarakat Indonesia memanglah unik, berbagai cara dilakukan untuk menyambut tahun 2011, meskipun begitu semua berjalan dengan tertib dan aman. Masyarakat tampak menikmati pesta Tahun Baru. Ribuan warga tumpah ruah, semua bersatu dengan damai, Nampak adanya rasa persatuan dan kesatuan yang terjalin. Keamana yang tercipta menandakan sadarnya masyarakat akan ketertiban. Semoga di tahun 2011 Indonesia bisa menjadi yang lebih baik dari tahun yang sebelumnya.





Wacana 2
Turunkan Harga Tiket Final AFF!
            Besarnya euphoria masyarakat untuk menonton langsung aksi tim nasional Indonesia dalam Piala AFF 2010 dimanfaatkan oleh PSSI dengan menaikan harga tiket laga final leg kedua di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kenaikan harga mencapai 33-100 persen. Ada enam jenis tiket yang akan dijual pada final nanti. Tiket termurah kelas tribun dijual sebesar Rp 75 ribu dari harga biasanya Rp 50 ribu. Sedangkan tiket tribun lainnya dijual seharga Rp 150 ribu dan Rp 200 ribu dari harga biasanya Rp 100 ribu dan Rp 150 ribu. Tiket kelas VVIP, dijual seharga Rp 1 juta, naik dua kali lipat dari harga biasanya. Hal ini terbanding terbalik dengan harga tiket di Malaysia yang sangat murah.
            Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun angkat bicara. Presiden meminta PSSI tidak menaikkan harga tiket terlalu tinggi. “Jangan mengejar keuntungan semata,” ujarnya.
            Nasionalisme kita memang terasa berdenyut kembali ketika tim nasional Indonesia Berjaya dalam perhelatan sepak bola piala AFF 2010. Prestasi timnas menjadi energy penggerak bagi rasa nasionalisme kita. Namun praktik-praktik politik dan ekonomi cenderung “membunuh” rasa bangga atas bangsa ini. Timnas kita memang tidak sehebat Spanyol ataupun Brasil. Namun pertunjukkan dari Firman Utina dan kawan-kawan telah memukau, inilah yang merangsang tumbuhnya rasa nasionalisme masyarakat dan menarik mereka untuk langsung melihat para pejuang pemacu rasa nasionalisme bangsa.
            Kita berharap ditahun selanjutnya, prestasi sepak bola kita bukan jadi alat “aji mumpung” untuk meraup keuntungan pribadi, Ini menantang penyelenggara Negara untuk menjadi lebih baik di laga piala AFF tahun berikutnya.
           


Wacana 3
Keistimewaan DIY
            Sultan Hamengku Buwono X menyatakan, penetapan Sultan dan Paduka Paku Alam sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY adalah aspirasi rakyat. Sultan Hamengku Buwono mengakui telah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari selasa dengan dijembatani oleh Aburizal Bakrie. Dalam pertemuannya tersebut keduanya memang membahas tentang Keistimewaan DIY. Namun masih dalam proses.
            Di Yogyakarta, Anas Urbaningrun Ketua Umum Partai Demokrat menyatakan, Demokrat tidak hanya menghormati, tetapi juga ingin meneguhkan keistimewaan DIY. Anas optimis ada solusi yang baik dari polemik RUU Keistimewaan DIY.
            Keistimewaan DIY merupakan salah satu bentuk peninggalan budaya Yogyakarta. Masyarakat di Yogyakarta merasa bahwa Sultan Hamengku Buwono lah yang tepat menjalankan pemerintahan di Yogyakarta. Masyarakat menginginkan Sultan Hamengku Buwono yang menjadi Gubernur DIY. Meskipun Kedaulatan ditangan rakyat, masalah Keistimewaan ini haruslah dibicarakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Diharapkan keputusan yang dihasilkan tentang RUU Keistimewaan DIY adalah yang terbaik bagi semua orang. Biarlah kita menunggu hasil dialog DPR, tanpa memperbesar polemik yang ada.
           





Wacana 4
Korupsi Bisa Membuat Negara Gagal
            Korupsi adalah masalah yang tak kunjung henti melanda Indonesia. Pemberantasan korupsi membutuhkan usaha yang ekstra. “Studi World Economic Forum dan Universitas Havard tentang Negara gagal, menyatakan bahwa dari 59 negara, Indonesia masuk karakteristik Negara gagal. Yakni, tidak mampu melindungi warganya dari tindak kekerasan, tidak terjaminya hak warga Negara, lemahnya institusi demokrasi dan lembaga penegak hukum, serta maraknya penyalahgunaan kekuasaan.
            Harus ada pencegahan yang harus dilakukan bersama-sama. Tidak malukah kita menjadi Negara yang memiliki karakteristik Negara yang gagal.Sebagai Negara yang berbudaya Indonesia sepatutnya masyarakat Indonesia memiliki moral. Perilaku koruptif adalah perilaku yang tidak elegan yang hanya akan merusak bangsa sendiri. Menjadi tanggungjawab bersama untuk memberantas korupsi agar mencegah Negara ini menjadi Negara yang gagal.








Wacana 5
Menteng Tawuran
            Karena tidak membayar makan siang di warung di bawah rel kereta api Abd dikejar massa termasuk para tukang ojek. Abd melarikan diri ke pekarangan rumah kosong tempat ia dan teman-temannya tinggal di jalan Ratulangi. Massa yang marah melempari batu kearah tanah kosong. Kemudian muncul Abd dan kawan-kawannya yang tidak terima atas perlakuan massa. Abd dan kawan-kawan dating membawa parang, terjadilah perkelahian. Karena massa tidak membawa senjata, mereka kembali ke seputar jalan Srikaya tempat warung makan tadi. Polisi segera bertindak melerai dua belah pihak.
            Akhir-akhir ini masyarakat di Indonesia mudah sekali terpancing emosi hanya karena hal-hal sepele. Sifat sensitive ini menurut Psikolog Forensik, Reza Indragiri Amriel adalah sifat yang muncul karena frustasi dan perasaan senasib.
            Tawuran adalah metode peniruan kekerasan yang dilakukan masyarakat kalangan atas oleh masyarakat kalangan bawah. Tawuran bukanlah cara jitu untuk menyelesaikan masalah. Sesuai dengan Pancasila, sila ke-4. Kita sebagai rakyat Indonesia sudah sepatutnya menyelesaikan masalah-masalah dengan musyawarah mufakat. Tawuran hanya akan memperbesar masalah yang terjadi. Selain itu akan merusak tali silaturahmi yang terjalin di anggota masyarakat. Mengurangi rasa persatuan dan kesatuan.
            Harus ada langkah konsisten dari seluruh aparat untuk menanggulangi kekerasan mulai dari kalangan atas hingga kalangan bawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar