Tugas-Tugasku..

Kamis, 23 Maret 2023

PELATIHAN ABK HARI KE-2

 Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan/keluarbiasaan baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.



Identifikasi murapakan kegiatan paling awal untuk menemukenali peserta didik dengan hambatan tertentu. Proses ini termasuk salah satu upaya dalam mengenal atau menandai sesuatu, yang akan dimaknai sebagai proses penjaringan atau proses menemukan kasus. Proses penemuan kasus tersebut akan berakhir pada satu temuan tentang anak atau peserta didik dengan hambatan, kelainan dan masalah. Dapat diambil kesimpulan ini merupakan bagian dari proses deteksi dini terhadap anak berkebutuhan khusus. Menurut Swassing (1985), identifikasi mempunyai dua konsep yaitu konsep penyaringan (screening) dan identifikasi aktual (actual identification).

 Langkah identifikasi merupakan tahap awal yang akan menentukan layanan berikutnya yang akan diberikan pada peserta didik (asesmen, penyusunan planning matrix, penyusunan PPI dan RPP akomodatif).


Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data mengenai karakteristik unik peserta didik. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa teknik seperti observasi (langsung dan tidak langsung), wawancara (orangtua, guru, peserta didik, dan lain-lain), dokumentasi (hasil belajar) atau pemberian instruksi/perintah secara langsung pada peserta didik.  Dalam proses pengumpulan data dilakukan pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan juga karakteristik-karakteristik yang akan menunjang dan mendukung dalam membuat dugaan terkait jenis hambatan peserta didik.

 Planning matrix adalah mapping diskripsi tentang kondisi ABK secara individu yang menggambarkan tentang kondisi actual hambatan karakteristiknya, dampak, strategi layanan dan media yang diperlukan dalam intervensi. Deskripsi mapping karakteristik kebutuhan khusus tersebut selanjutnya disusun skala prioritas yang menggambarkan urutan urgensi masalah yang perlu segera ditangani. 

  1. Memetakan kondisi aktual akademik maupun kekhususan ABK berdasarkan hasil asesmen yang telah dilakukan. 
  2. Menganalisis dampak dari masing-masing aspek kondisi aktual ABK baik akademik maupun kekhususannya. 
  3.  Menganalisis strategi layanan yang tepat pada ABK sesuai dengan kondisi dan kebutuhan khusus ABK baik akademik maupun kekhususannya
Strategi Palning Matrix
  1. Mengkategorikan data hasil asesmen berdasarkan jenis hambatan/ kelaianan ABK. 
  2. Membuat tabel mapping ABK berdasarkan jenis hambatan/kelainannya sesuai dengan temuan asesmen. 
  3. Menuangkan temuan kondisi aktual karakteristik ABK pada tabel mapping yang telah dibuat. 
  4. Menganalisis dampak temuan kondisi aktual ABK dan dituang pada tabel yang telah dibuat. 
  5. Menganalisis strategi layanan pada setiap temuan kondisi aktual ABK dan dituangkan pada tabel yang telah dibuat. 
  6. Menganalisis skala prioritas layanan berdasarkan berat ringannnya dampak yang telah dituangkan pada tabel tersebut.
Seringkali guru dihadapkan pada adanya gap kemampuan peserta didik berkebutuhan khsusus (PDBK) dengan standar kompetensi atau indikator pencapaian pembelajaran yang ditetapkan pada kurikulum sekolah. Ketika PDBK mendapatkan target pembelajaran yang disamakan maka pembelajaran menjadi tidak efektif dikarenakan target tersebut bisa jadi terlalu tinggi bagi PDBK sehingga ia tidak mungkin mencapainya, atau terlau rendah sehingga PDBK tidak berkembang potensinya. PPI dapat menjadi acuan bagi guru untuk mengembangkan PDBK sesuai dengan potensi dan hambatannya, karena dengan PPI PDBK akan diberikan program pembelajaran dengan tujuan, indikator, materi, strategi dan juga media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik unik setiap anak.

  • PPI merupakan sarana untuk memastikan bahwa PDBK mendapatkan program yang sesuai kebutuhan dan di evaluasi secara berkala (Bateman 2011)
  • PPI adalah adalah asumsi guru terhadap kemampuan yang mungin dapat dikuasai oleh PDBK dalam periode waktu tertentu melalui pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar, potensi, hambatan, dan karakteristik unik PDBK
  • PPI adalah rencana guru untuk membelajarkan PDBK
  • PPI adalah rencana tertulis untuk penyediaan layanan bagi PDBK yang dikembangkan dan dilaksanakan dengan melibatkan orang tua, guru dan ahli dari interdisipliner yang didasarkan pada kondisi objektif anak (kebutuhan belajar, potensi, hambatan dan karakteristik unik PDBK) yang dirancang sehingga memungkinkan PDBK untuk berkembang optimal sesuai kapasitas dan potensinya.


PPI yang baik setidaknya memiliki karakteristik “SMART” yaitu:

  1. Specific, PPI harus memiliki tujuan dan indikator pembelajaran yang jelas dan tidak terlalu umum 

  2. Measurable, PPI harus dapat diukur ketercapaiannya, sehingga dalam menuliskan tujuan pembelajaran harus menggunakan bahasa operasional 

  3. Achievable, Setiap progam yang kita tulis di PPI haruslah sesuatu yang yakin dapat dicapai oleh PDBK sesuai dengan kondisi anak saat ini

  4. Relevant, PPI harus sesuai dengan kebutuhan siswa dan mengarah ke tujuan jangka panjang atau merupakan tahap selanjutnya dalam pengembangan bidang-bidang utama pada aspek kemandirian,  komunikasi, perilaku, atau keterampilan ademik fungsional.

  5. Time limited, PPI harus memiliki target waktu yang direncanakan untuk dapat dicapai PDBK dalam waktu yang relatif singkat, beberapa hari, minggu atau bulan. Target yang terlalu lama untuk dicapai dapat menyebabkan PDBK kehilangan motivasi dan menyerah.




Setelah kita melakukan rangkaian analisa maka pada tahapan terakhir ini keseluruhan IPK kemudian diintegrasikan dengan RPP kelas regular yang telah disusun sebelumnya. Proses integrasi ini dilakukan dengan memasukan IPK yang telah ditetapkan dari hasil analisis tujuan jangka pendek di dalam PPI. Proses ini dapat dilakukan melalui tahap berikut :

  1. Fokus modifikasi pada RPP mata pelajaran yang ditetapkan.
  2. Masukan IPK pada area komponen RPP.
  3. Sesuaikan bahasa IPK pada area komponen RPP.
  4. Periksa alur komponen RPP yang saling berhubungan

Bentuk RPP pada dasarnya bebas, sebagai referensi Ibu/Bapak dapat mencermati contoh komponen RPP yang dapat dicantumkan dalam RPP akomodatif:

  1. Menentukan satu orang peserta didik berkebutuhan khusus pada kelas/mata pelajaran yang diampu untuk dibuatkan RPP akomodatif. 
  2. Menuliskan identitas RPP 
  3. Menuliskan nama PDBK serta kemampuan awal (baseline) berdasar asesmen dan planning matrix 
  4. Merumuskan tujuan pembelajaran akomodatif 
  5. Menentukan KI dan KD yang akomodatif sesuai dengan hambatan dan kebutuhan PDBK 
  6. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) akomodatif  
  7. Menentukan materi pembelajaran akomodatif  
  8. Menetapkan metode pembelajaran akomodatif  
  9. Menentukan media pembelajaran akomodatif  
  10. Menentukan sumber belajar akomodatif  
  11. Menyusun tahapan/sintaks pembelajaran akomodatif  
  12. Merancang penilaian hasil pembelajaran akomodatif  

Gunakan panah kiri dan kanan untuk mengganti slide pada arah yang sesuai saat kanvas terpilih