Kata Pengantar
Puji dan syukur
saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
ridho-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan
tugas yang telah diberikan oleh Dosen Bahasa Indonesia saya. Seluruh proses
penyusunan makalah ini tidak terlepas dari pengarahan, bimbingan, dan
kepercayaan yang diberikan kepada saya. Oleh karena itu, izinkan saya
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu
Dra. Sehati Kaban selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia saya.
2. Orang
tua dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan dukungan.
3. Seluruh
mahasiswa PGSD angkatan 2010.
Saya menyadari
bahwa dalam menulis makalah ini masih ada kekurangan-kekurangan, oleh sebab itu
kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.
Semoga makalah
ini dapat berguna bagi semua pihak, terima kasih.
Jakarta,
Desember 2010
Penulis
Wacana 1
Bergairah
Memasuki Tahun 2011
Masayarakat
antusias berpesta untuk memasuki tahun 2011 dengan tertib. Tidak seperti
tahun-tahun sebelumnya, tahun ini masyarakat merayakan malam pergantian tahun
dengan aman. Meskipun begitu, kemacetan yang terjadi di mana-mana terutama di pusat
keramaian kota seperti Monas, Ancol dan Bundaran Hotel Indonesia(HI) tidak
terelakan karena masyarakat seolah tak mau ketinggalan momentum itu. Kemeriahan
memuncak ketika waktu menunjukan pukul 00.00 langit terang benderang ketika
pesta kembang api dimulai walaupun tepat tengah malam. Senarak Tahun Baru juga
dimeriahkan dengan suara terompet yang ditiup oleh masyarakat menandakan
pergantian tahun tiba.
Kemeriahan
malam pergantian tahun tidak hanya terjadi di Jakarta dan sekitarnya,
masyarakat Bandung juga merayakan Tahun Baru dengan mengadakan pesta seni. Di
Tegal, Jawa Tengah, pergantian tahun diisi dengan acara doa bersama. Di
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, masyarakat memadati obyek wisata Bandungan.
Selain menikmati hawa dingin, mereka juga menikmati aneka jajanan khas
Bandungan.
Seluruh
masyarakat di Indonesia bergairah memasuki Tahun 2011, gemerlap warna-warni
kembang api bertebaran di langit, suara terompet terdengar bersahutan, doa dan
harapan mengiringi kepergian tahun 2010 yang berganti menjadi tahun2011.
Masyarakat
Indonesia memanglah unik, berbagai cara dilakukan untuk menyambut tahun 2011,
meskipun begitu semua berjalan dengan tertib dan aman. Masyarakat tampak
menikmati pesta Tahun Baru. Ribuan warga tumpah ruah, semua bersatu dengan
damai, Nampak adanya rasa persatuan dan kesatuan yang terjalin. Keamana yang
tercipta menandakan sadarnya masyarakat akan ketertiban. Semoga di tahun 2011
Indonesia bisa menjadi yang lebih baik dari tahun yang sebelumnya.
Wacana 2
Turunkan Harga Tiket Final AFF!
Besarnya
euphoria masyarakat untuk menonton langsung aksi tim nasional Indonesia dalam
Piala AFF 2010 dimanfaatkan oleh PSSI dengan menaikan harga tiket laga final
leg kedua di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kenaikan harga mencapai 33-100
persen. Ada enam jenis tiket yang akan dijual pada final nanti. Tiket termurah
kelas tribun dijual sebesar Rp 75 ribu dari harga biasanya Rp 50 ribu.
Sedangkan tiket tribun lainnya dijual seharga Rp 150 ribu dan Rp 200 ribu dari
harga biasanya Rp 100 ribu dan Rp 150 ribu. Tiket kelas VVIP, dijual seharga Rp
1 juta, naik dua kali lipat dari harga biasanya. Hal ini terbanding terbalik
dengan harga tiket di Malaysia yang sangat murah.
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pun angkat bicara. Presiden meminta PSSI tidak
menaikkan harga tiket terlalu tinggi. “Jangan mengejar keuntungan semata,”
ujarnya.
Nasionalisme
kita memang terasa berdenyut kembali ketika tim nasional Indonesia Berjaya
dalam perhelatan sepak bola piala AFF 2010. Prestasi timnas menjadi energy
penggerak bagi rasa nasionalisme kita. Namun praktik-praktik politik dan
ekonomi cenderung “membunuh” rasa bangga atas bangsa ini. Timnas kita memang tidak
sehebat Spanyol ataupun Brasil. Namun pertunjukkan dari Firman Utina dan
kawan-kawan telah memukau, inilah yang merangsang tumbuhnya rasa nasionalisme
masyarakat dan menarik mereka untuk langsung melihat para pejuang pemacu rasa
nasionalisme bangsa.
Kita
berharap ditahun selanjutnya, prestasi sepak bola kita bukan jadi alat “aji
mumpung” untuk meraup keuntungan pribadi, Ini menantang penyelenggara Negara
untuk menjadi lebih baik di laga piala AFF tahun berikutnya.
Wacana 3
Keistimewaan DIY
Sultan
Hamengku Buwono X menyatakan, penetapan Sultan dan Paduka Paku Alam sebagai
Gubernur dan Wakil Gubernur DIY adalah aspirasi rakyat. Sultan Hamengku Buwono
mengakui telah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari selasa
dengan dijembatani oleh Aburizal Bakrie. Dalam pertemuannya tersebut keduanya
memang membahas tentang Keistimewaan DIY. Namun masih dalam proses.
Di
Yogyakarta, Anas Urbaningrun Ketua Umum Partai Demokrat menyatakan, Demokrat
tidak hanya menghormati, tetapi juga ingin meneguhkan keistimewaan DIY. Anas
optimis ada solusi yang baik dari polemik RUU Keistimewaan DIY.
Keistimewaan
DIY merupakan salah satu bentuk peninggalan budaya Yogyakarta. Masyarakat di
Yogyakarta merasa bahwa Sultan Hamengku Buwono lah yang tepat menjalankan pemerintahan
di Yogyakarta. Masyarakat menginginkan Sultan Hamengku Buwono yang menjadi
Gubernur DIY. Meskipun Kedaulatan ditangan rakyat, masalah Keistimewaan ini
haruslah dibicarakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Diharapkan keputusan yang
dihasilkan tentang RUU Keistimewaan DIY adalah yang terbaik bagi semua orang.
Biarlah kita menunggu hasil dialog DPR, tanpa memperbesar polemik yang ada.
Wacana 4
Korupsi Bisa Membuat Negara Gagal
Korupsi
adalah masalah yang tak kunjung henti melanda Indonesia. Pemberantasan korupsi
membutuhkan usaha yang ekstra. “Studi World Economic Forum dan Universitas
Havard tentang Negara gagal, menyatakan bahwa dari 59 negara, Indonesia masuk
karakteristik Negara gagal. Yakni, tidak mampu melindungi warganya dari tindak kekerasan,
tidak terjaminya hak warga Negara, lemahnya institusi demokrasi dan lembaga
penegak hukum, serta maraknya penyalahgunaan kekuasaan.
Harus
ada pencegahan yang harus dilakukan bersama-sama. Tidak malukah kita menjadi
Negara yang memiliki karakteristik Negara yang gagal.Sebagai Negara yang
berbudaya Indonesia sepatutnya masyarakat Indonesia memiliki moral. Perilaku
koruptif adalah perilaku yang tidak elegan yang hanya akan merusak bangsa
sendiri. Menjadi tanggungjawab bersama untuk memberantas korupsi agar mencegah
Negara ini menjadi Negara yang gagal.
Wacana 5
Menteng Tawuran
Karena tidak membayar makan siang di
warung di bawah rel kereta api Abd dikejar massa termasuk para tukang ojek. Abd
melarikan diri ke pekarangan rumah kosong tempat ia dan teman-temannya tinggal
di jalan Ratulangi. Massa yang marah melempari batu kearah tanah kosong.
Kemudian muncul Abd dan kawan-kawannya yang tidak terima atas perlakuan massa.
Abd dan kawan-kawan dating membawa parang, terjadilah perkelahian. Karena massa
tidak membawa senjata, mereka kembali ke seputar jalan Srikaya tempat warung
makan tadi. Polisi segera bertindak melerai dua belah pihak.
Akhir-akhir
ini masyarakat di Indonesia mudah sekali terpancing emosi hanya karena hal-hal
sepele. Sifat sensitive ini menurut Psikolog Forensik, Reza Indragiri Amriel
adalah sifat yang muncul karena frustasi dan perasaan senasib.
Tawuran
adalah metode peniruan kekerasan yang dilakukan masyarakat kalangan atas oleh
masyarakat kalangan bawah. Tawuran bukanlah cara jitu untuk menyelesaikan
masalah. Sesuai dengan Pancasila, sila ke-4. Kita sebagai rakyat Indonesia
sudah sepatutnya menyelesaikan masalah-masalah dengan musyawarah mufakat.
Tawuran hanya akan memperbesar masalah yang terjadi. Selain itu akan merusak
tali silaturahmi yang terjalin di anggota masyarakat. Mengurangi rasa persatuan
dan kesatuan.
Harus
ada langkah konsisten dari seluruh aparat untuk menanggulangi kekerasan mulai
dari kalangan atas hingga kalangan bawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar